Penjelasan Ilmiah Mengapa Kita Terjatuh Di Gunung

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Mendaki sebuah gunung kudu disertai dengan persiapan nan matang, tak bisa dipungkiri terdapat beragam akibat pendakian mengintai seperti terjatuh di gunung.

Kasus terbaru, seorang pendaki asal Brasil ialah Juliana Marins tewas dalam pendakiannya di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kasus Juliana tersebut memperingatkan semua orang nan bakal melakukan pendakian untuk terus waspada saat mendaki gunung.

Melansir Outside Online, terdapat sekitar 40 juta orang per tahun mengunjungi ketinggian di atas 6.500 kaki di Pegunungan Alpen setiap tahun. Sebagian besar dari mereka ada di sana untuk mendaki, beberapa dengan pengalaman nan sangat sedikit dan kondisi bentuk nan buruk. Angka-angka belaka berfaedah bahwa meskipun hiking relatif aman, jumlah kecelakaan dengan kemungkinan rendah bertambah.

Sebagai contoh, sebuah studi tentang kecelakaan gunung di Prancis tahun lampau menemukan bahwa hanya 4% kecelakaan pendakian di jalur di mana pengamanan gunung disebut mengakibatkan kematian.

Sebagai perbandingan, 15% panggilan hiking off-trail, 20% panggilan pendakian gunung salju, 35% panggilan air putih, dan 47% panggilan BASE-jumping melibatkan kematian.

Tetapi lantaran perbedaan partisipasi, hiking sebenarnya adalah penyebab keseluruhan utama kematian mengenai olahraga di Swiss, menyumbang 25% dari total, dibandingkan dengan 17 persen untuk pendakian gunung, 8% untuk tur ski, 2,7% untuk panjat tebing, dan hanya 1,8% untuk BASE jumping.

Lantas gimana akibat terjatuh saat mendaki gunung?

Menurun lebih berisiko. Lebih dari 75% jatuh terjadi selama penurunan, dibandingkan dengan 20% pada pendakian dan 5% pada tanah datar.

Beberapa aspek mungkin berkontribusi terhadap perihal ini: Anda bergerak lebih sigap di menuruni bukit, Anda memukul paha depan Anda dengan kontraksi otot eksentrik nan tidak dikenal, Anda mungkin telah minum bir di pondok puncak, dan Anda sudah capek dari pendakian.

Kondisi eksternal bukanlah aspek nan besar. Kecelakaan nan kita bicarakan di sini sebagian besar bukanlah klise dari pendaki tolol nan berkeliaran di jalan setapak saat senja dalam kabut tebal alias angin besar hujan lebat. Faktanya, 90% kecelakaan terjadi saat cuaca baik, tanpa curah hujan, kabut, alias kegelapan. Selain itu, 81% kecelakaan terjadi di jalan setapak alias jalan setapak nan ditandai, meskipun jalan setapak itu melewati medan berbatu dalam 61% kasus. Untuk sebagian besar, para pendaki melakukan apa nan semestinya mereka lakukan ketika mereka jatuh.

Kasus fatal lebih banyak terjadi pada laki-laki. Faktanya, wanita menyumbang lebih dari separuh kecelakaan secara keseluruhan-tetapi mereka condong tidak mengalami kecelakaan serius. Wanita mempunyai 55% kecelakaan nan tidak fatal, tetapi hanya 28% nan fatal. Pria secara signifikan lebih mungkin mengalami kecelakaan hiking di luar jalur daripada wanita.

Kasus Juliana Marins

Juliana diduga jatuh di Danau Segara Anak, tepatnya di sekitar titik Cemara Nunggal, pada Sabtu (21/6) pagi. Insiden nahas itu terjadi saat Juliana hendak menuju puncak Gunung Rinjani.

Pada Senin, 23 Juni 2025, Tim SAR Gabungan terus melanjutkan proses pemindahan terhadap Juliana. Pukul 06.30 WITA, korban sukses terpantau menggunakan drone, dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman ±500 meter dan secara visual dalam keadaan tidak bergerak.

"Dua personel rescue diturunkan untuk menjangkau letak korban dan mengecek titik pembuatan anchor kedua di kedalaman ±350 meter. Namun, setelah observasi, ditemukan dua overhang besar sebelum bisa menjangkau korban membikin pemasangan anchor tidak memungkinkan, Tim rescue kudu melakukan climbing untuk bisa menjangkau korban," tulis Balai TN Gunung Rinjani.

Evakuasi ini menghadapi medan ekstrem dan cuaca dinamis, kondisi kabut tebal mempersempit pandangan dan meningkatkan risiko. Demi keselamatan, tim rescue ditarik kembali ke posisi aman.

Pukul 14.30 WITA, rapat pertimbangan digelar via Zoom berbareng Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. Gubernur berencana meminjam helikopter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk mempercepat proses penyelamatan.

"Lakukan keahlian terbaik kita, termasuk kemungkinan rescue melalui airlifting menggunakan helikopter dengan pilot spesifikasi airlifter. Supaya tidak kehilangan golden time (72 jam) penyelamatan," ujar Iqbal dalam rapat koordinasi virtual, dikutip dari Detikcom.

Kepala Kantor Basarnas Mataram secara teknis menjelaskan proses pemindahan mempergunakan helikopter dimungkinkan namun kudu dipastikan spesifikasi helikopter paling tidak mempunyai Hois untuk air lifting dan cuaca nan sangat sigap berubah juga mempengaruhi bisa tidaknya proses pemindahan mempergunakan helikopter.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Selengkapnya