Modus Baru Kuras Rekening Muncul Di Linkedin-instagram, Kenali Dan Cegah

Sedang Trending 15 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Media sosial seperti Facebook, Instagram, dan LinkedIn, sekarang menjadi ladang bagi para pelaku kejahatan siber untuk menjerat korban lewat tautan rawan nan tersembunyi di kembali iklan, pesan langsung (DM), hingga unggahan konten clickbait.

Phishing di media sosial berbeda dengan email spam biasa. Di sini, serangan siber terasa lebih individual dan meyakinkan. Penjahat memanfaatkan info pribadi nan ada di internet untuk menyusun serangan nan ditargetkan. Mereka apalagi bisa menyamar sebagai kawan dekat, rekan kerja, alias suatu merek.

Profil tiruan nan meniru akun resmi perusahaan alias tokoh terkenal juga kian marak. Sasarannya adalah membikin korban percaya lampau mengeklik link jebakan nan sudah disisipkan dalam pesan alias unggahan.

Biasanya, link rawan ini disamarkan dalam tawaran menarik, buletin mengejutkan, alias iming-iming hadiah. Jika diklik, korban bakal diarahkan ke situs tiruan alias secara otomatis mengunduh malware nan mencuri info pribadi.

Link phishing biasanya mempunyai pola nan berbeda dari link pada umumnya. Berikut ini adalah ciri-ciri link phising nan perlu diwaspadai:

1. Link dengan pelafalan dan format mencurigakan

Phishing link kerap menggunakan domain nan mirip dengan situs original tapi mempunyai tambahan simbol alias huruf acak, seperti faceb00k-login.com alias amzn-prime-update.net. Link semacam ini sering disisipkan dalam pesan promosi alias kuis berhadiah palsu.

2. Bahasa dan penulisan tidak profesional

Konten phishing umumnya ditulis dengan banyak kesalahan ejaan, tata bahasa tidak konsisten, dan menggunakan bahasa nan tidak formal. Ini menunjukkan bahwa pesan tersebut bukan berasal dari perusahaan resmi.

3. Dikirim di jam tak biasa

Jika Anda menerima pesan nan masuk di tengah malam alias akhir pekan dari akun nan semestinya resmi, itu patut dicurigai sebagai phishing. Biasanya pelaku mengincar momen ketika korban sedang lengah.

4. Nada mendesak alias mengancam

"Segera klik tautan ini sebelum akun Anda dinonaktifkan!" alias "Balas dalam 24 jam untuk klaim hadiah" adalah kalimat-kalimat umum nan digunakan untuk memancing kepanikan. Hindari merespons pesan dengan tekanan waktu seperti ini.

5. Lampiran aneh

Penjahat biasanya menyisipkan lampiran rawan dalam. Banyak orang membuka lantaran penasaran, dan tanpa sadar mengeklik tautan alias tombol di dalamnya. Lampiran tersebut bisa berupa file Word alias file zip nan jika dibuka bakal menginfeksi perangkat Anda dengan malware pencuri info login. Jadi, jangan pernah membuka lampiran nan mencurigakan.

Agar terhindar dari jebakan phishing, berikut langkah preventif nan dapat dilakukan pengguna media sosial:

  1. Verifikasi pengirim alias akun sebelum berinteraksi. Selalu cek profil secara menyeluruh, terutama jika menerima pesan dari akun nan belum pernah dikenal.
  2. Periksa tautan mencurigakan sebelum diklik. Gunakan tool pemeriksa URL alias arahkan kursor ke tautan untuk memandang tujuan sebenarnya.
  3. Atur privasi akun agar tidak mudah diakses oleh orang asing.
  4. Laporkan dan blokir akun mencurigakan untuk menghindari jatuhnya korban lain.

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bukti Baru Pemilik Facebook-Instagram Takut, Tunduk ke Donald Trump

Selengkapnya