Gelar Politics Reborn, Partai Perindo Dorong Anak Muda Ikut Mengatur Arah Pembangunan

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX
  • Berita

  • Politik

Senin, 23 Juni 2025 - 19:12 WIB

Yogyakarta, detikai.com – Keterlibatan anak muda dalam pemilu tidak sekedar datang ke bilik suara. Tetapi juga mereka kudu datang dalam ruang-ruang pengambil kebijakan, ikut mengatur seperti apa arah pembangunan bangsa ke depannya.

Ini menjadi pendapat diskusi publik nan digelar Partai Perindo, berjudul "Politics Reborn, Suara Anak Muda: Udah Milih, Masa Nggak Bisa Ngatur", nan digelar di Mergangsan, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Plt. Ketua DPW Partai Perindo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Waketum V DPP Partai Perindo, Angkie Yudistia, menjelaskan gimana pentingnya anak muda ambil peran dalam sistem politik dan pemerintahan.

“Anak muda ini perlu untuk diakomodir. Kalau kita memandang pemerintah ataupun legislatif, tetap memerlukan anak muda berada dalam sistem,” ujar Angkie. Hadir juga dalam diskusi  dari kalangan pelajar, mahasiswa dan penyandang disabilitas.

Angkie menilai, bunyi generasi muda selama ini tetap terpinggirkan. Padahal, mereka mempunyai daya sorong nan kuat untuk ikut membentuk kebijakan. 

“Kami sebagai anak muda adalah masyarakat nan mengawal dan tentunya mengatur kebijakan-kebijakan lantaran kami memilih mereka pada saat pemilu,” katanya.

Diskusi Politics Reborn seperti ini, menurut Angkie penting. Terutama untuk menyerap kegelisahan anak muda nan pasti beragam. Ini bisa menjadi bahan untuk diusulkan ke pemerintah.

“Kami mendengarkan, berdiskusi, lampau mencari solusi. Anak muda kudu bergerak secara konsisten. Dari keresahan menjadi gerakan, dan dari aktivitas lahirlah kebijakan,” katanya.

Penulis kitab Perempuan Tunarungu, Menembus Batas, menyoroti minimnya representasi wanita dalam politik. Syarat 30 persen keterwakilan wanita menurutnya belum tercapai. Tapi bagi dia, anak muda dan perempuan, kudu diberi ruang nan lebih besar. Apalagi kehadiran generasi Z hingga milenial, nan ke depannya mereka inilah nan memimpin bangsa.

"Suara anak muda itu sekarang sangat penting," tegas Staf Khusus Presiden RI periode 2019-2024 ini.

Akademisi Hilma Fanniar Rohman, setuju dengan pandangan tersebut. Dia menekankan bahwa anak muda tak boleh hanya jadi “lumbung suara” saat Pemilu. 

"Politics Reborn itu gimana anak-anak muda bisa berkedudukan aktif dan berperan-serta dalam agenda politik nasional. Tidak hanya menjadi voter, tapi juga ikut mengisi kekuasaan itu sendiri,” tuturnya. 

Dia menyayangkan banyaknya bunyi anak muda nan tak tersalurkan akibat patokan periode pemisah parlemen (parliamentary threshold). Ini memperlihatkan lemahnya keterwakilan politik generasi muda. 

“Dengan adanya pemisah parlemen, banyak bunyi partai politik, termasuk bunyi anak muda, nan terbuang,” jelasnya.

Dengan adanya bingkisan demografi, maka ruang bagi generasi muda menjadi sangat vital. Tidak hanya dipolitik menurutnya, tetapi juga di semua sektor.

"Peran anak muda hari ini sangat krusial untuk membangun generasi emas di tahun 2045," tegasnya.

Turut menjadi pemateri adalah Anggota DPD RI Dapil Yogyakarta, RA Yashinta Sekar Mega dan Anggota DPRD Kebumen M. Fauhan Fawaqi. Hadir pula Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan DPP Partai Perindo Juang Akbar dan Wakil Ketua Bidang Perempuan, Anak dan Kesejahteraan Keluarga DPP Partai Perindo Rahmi Kamila.

Politics Reborn nan digagas Partai Perindo ini menjadi pengingat bahwa politik bukan ranah eksklusif elite semata. Anak muda sebagai pemilik masa depan bangsa kudu mengambil peran lebih besar dalam menentukan arah negeri, dari memilih hingga mengatur.

Halaman Selanjutnya

“Kami mendengarkan, berdiskusi, lampau mencari solusi. Anak muda kudu bergerak secara konsisten. Dari keresahan menjadi gerakan, dan dari aktivitas lahirlah kebijakan,” katanya.

Halaman Selanjutnya

Selengkapnya