Masih Banyak Wni Berobat Ke Luar Negeri, Faktor Kesenjangan Teknologi?

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Masih banyak penduduk negara Indonesia (WNI) nan memilih berobat ke luar negeri. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi bumi kedoteran Tanah Air.

Terkait argumen banyaknya pasien nan memilih pengobatan di negara-negara tetangga, ahli urologi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof dr Agus Rizal A.H. Hamid, SpU(K), FICRS, PhD mengatakan salah satu alasannya lantaran adanya perbedaan kelengkapan alat.

Di bumi robotic surgery, Prof Rizal merupakan sosok nan kenyang bakal pengalaman. Sejak 2013 silam, dirinya sudah melakukan training tindakan operasi menggunakan robot di beberapa negara seperti Jerman, India, Singapura, hingga Korea Selatan.

"Beberapa tahun nan lalu, sebelum ada jasa robotik di Indonesia, itu pasien memilih untuk (berobat) ke luar negeri," kata Prof Rizal kepada detikaicom saat ditemui di Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).

Indonesia Hanya Punya 3 Robot

Prof Rizal menambahkan, tindakan operasi menggunakan support robot di Indonesia tetap belum bisa dilakukan secara optimal. Pasalnya, saat ini rumah sakit nan mempunyai robot terbilang belum banyak.

"Memang saat ini tetap RS swasta nan mempunyai robot, nan sudah ter-install ada tiga RS swasta dan pada perkembangannya saya dengar sudah mulai membeli (robot) tapi belum ter-install," katanya.

"Dan tentunya pihak RS pemerintah ini sangat menunggu dari support pemerintah, baik Kementerian Kesehatan, pemerintah pusat, maupun Pemerintah Daerah untuk membantu adanya penyelenggaraan dalam robotic surgery," lanjutnya.

Robot Membantu Dokter dan Pasien

Dengan adanya robot, lanjut Prof Rizal, maka master dan pasien bakal mendapat untung tambahan. Selain, memberikan minim jejak luka, tindakan operasi menggunakan robot juga membantu master melakukan pekerjaannya bisa lebih sigap dan presisi.

"Menurut saya, saya percaya banyak masyarakat kita nan jika terpaksa operasi, mereka mau dikerjakan di 'rumah'-nya, di negaranya," kata Prof Rizal.

"Dan saya rasa ini terjadi di seluruh negara ya. Jika jasa itu tidak ada di negaranya sendiri, pasti dia (pasien) bakal mencari pengganti ke negara sekitarnya," sambungnya.

NEXT: Dua Juta WNI ke Luar Negeri Tiap Tahun

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut ada sekitar dua juta masyarakat Indonesia nan lebih memilih pengobatan di luar negeri.

"Dari data-data nan kita dapatkan dari beberapa tahun terakhir, kita bisa lihat 2 juta masyarakat Indonesia berobat di luar negeri. Ini kurang lebih menghabiskan nyaris Rp 150 triliun per tahun," saat peresmian KEK Sanur dan Bali International Hospital, di Denpasar, Bali, dikutip dari detikFinance, Sabtu (28/6/2025).

Oleh lantaran itu, Erick menyatakan kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur bakal menjadi solusi untuk menyediakan jasa kesehatan nan bakal semakin dibutuhkan masyarakat Indonesia ke depan.

Selengkapnya