Iran Ragu Israel Komitmen Jaga Gencatan Senjata, Ini Alasannya

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Minggu, 29 Jun 2025 19:00 WIB

Jakarta, detikai.com --

Pimpinan militer Iran meragukan Israel bisa memegang komitmen gencatan senjata. Menurut Iran, negara zionis itu selama ini tidak pernah menepati janjinya.

Abdolrahim Mousavi, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, mengatakan pihaknya meragukan komitmen Israel terhadap gencatan senjata nan sedang berlangsung. Ia menyebut Israel telah membuktikan bahwa mereka tidak menghormati norma-norma internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena kami mempunyai keraguan nan mendalam terhadap kepatuhan musuh [Israel] terhadap komitmennya, termasuk gencatan senjata, kami siap memberikan respons nan kuat jika mereka mengulangi agresi," kata Mousavi dalam percakapan dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi Khalid bin Salman Al Saud, menurut laporan instansi buletin Tasnim Iran, melansir Aljazeera, Minggu (29/6).

Perang antara Israel dan Iran nan telah terjadi selama 12 hari resmi berhujung 24 Juni, setelah kedua belah pihak resmi gencatan senjata.

Selama bentrok terjadi serangan Israel ke Iran telah menewaskan 610 jiwa dan lebih dari 4000 orang luka-luka. Sementara dari pihak Israel dilaporkan sebanyak 28 penduduk Israel tewas dan lebih dari 2000 orang terluka.

Sementara itu, Kepala Staf Militer Israel menyatakan bahwa pasukannya bakal kembali konsentrasi menyerang Hamas di Gaza.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan agar kedua negara tetap menghormati kesepakatan gencatan senjata nan telah dicapai.

Kementerian Intelijen Iran telah mewanti-wanti tindakan jahat Israel di dalam negeri meski pertempuran berhujung dan sepakat gencatan senjata.

Media Iran, Fars, melaporkan Kementerian itu menuding pemasok Israel berada di kembali kampanye "panggilan telepon massal" ke penduduk Iran.

"Dengan tujuan spionase telepon dan memperoleh info nasional," demikian pernyataan Kementerian Intelijen, Kamis (26/6).

Kementerian juga memperingatkan penyebaran buletin tiruan nan bermaksud menghasut penduduk Iran agar bertindak melawan persatuan dan kohesi nasional.

Timur Tengah sempat membara setelah Israel menggempur Iran pada 13 Juni. Teheran tak tinggal diam, mereka bergegas meluncurkan ratusan rudal serangan balasan. Hari-hari setelah ini, pertempuran pecah.

(dmi/dmi)

Selengkapnya