Fifa, Berani Lawan Donald Trump Demi Piala Dunia 2026?

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

New York -

Piala Dunia 2026 menjadi sorotan gara-gara kebijakan imigrasi Donald Trump. FIFA didesak berani menentangnya.

Sebuah surat terbuka dikirim 90 organisasi kepada FIFA, menyoroti gelaran Piala Dunia 2026 nan 'terancam' kebijakan Trump. Presiden Amerika Serikat itu bikin kebijakan imigrasi dan penegakan norma nan dinilai sarat diskriminasi.

Di antaranya melarang banyak negara, nan dikategorikan masuk 'daftar hitam', datang ke AS. Selain itu, represi kepada imigran di AS juga meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situasi ini datang di tengah gelaran Piala Dunia 2026 nan sudah di depan mata. Puluhan organisasi seperti Amnesty International, Human Rights Watch (HRW), hingga American Civil Liberties Union mendesak FIFA untuk menentang kebijakan Trump.

"Kami menyerukan kepada FIFA untuk menggunakan pengaruhnya guna mendorong pemerintah AS menjamin hak-hak dasar jutaan visitor dan fans asing nan berupaya masuk ke AS untuk menghadiri turnamen, dan hak-hak konstitusional banyak imigran nan sudah tinggal, bekerja, dan memberikan kontribusi nan berfaedah di kota-kota nan terpilih jadi tuan rumah," tulis surat terbuka itu.

Surat terbuka itu diinisiasi oleh puluhan organisasi HAM sedunia. Pernyataan itu dikirim ke FIFA pada Selasa (1/7), ditujukan langsung untuk Presiden Gianni Infantino dan banyak petinggi FIFA lainnya.

Minky Worden, kepala dunia HRW, menilai intervensi semacam ini sebenarnya jarang terjadi dalam konteks olahraga dunia di AS. Namun, kekhawatiran nan terjadi membikin surat terbuka ini kudu disampaikan.

Salah satunya adalah corak represi dari ICE alias Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS, nan beberapa lampau menangkap ratusan imigran di California. Aksi itu disikapi dengan kerusuhan besar-besaran, nan sempat menghantui gelaran Piala Dunia Antarklub 2025.

Penangangan itu membikin kekhawatiran meningkat. Banyak pemerintah negara lain memberi travel warning bagi warganya nan mau ke Amerika Serikat dengan memperingatkan ancaman deportasi alias ditolak masuk.

FIFA sekarang didesak untuk memberi agunan keselamatan bagi semua orang atas patokan HAM nan dimilikinya. Sebab, gelaran Piala Dunia 2026 membikin FIFA punya kewenangan untuk menegakkannya.

"Kebijakan tersebut secara unik mengidentifikasi bahwa 'menyediakan keselamatan dan keamanan bagi orang-orang nan menghadiri, terlibat, alias terpengaruh acara-acara FIFA dapat berakibat pada kewenangan asasi manusia tertentu, seperti kebebasan bergerak, berekspresi, dan berkumpul' sebagai salah satu dari lima akibat kewenangan asasi manusia nan paling menonjol bagi FIFA," tulis pernyataan itu.

Piala Dunia 2026, nan dimulai pada 11 Juni-19 Juli 2026, sedianya bakal digelar di tiga negara. Selain AS, Kanada dan Meksiko juga masuk sebagai tuan rumah.

Namun, AS bakal mendapat porsi lebih banyak dalam gelaran nanti. Sejak perempatfinal hingga final, semua laga bakal dimainkan di sana. Total ada 11 kota di AS menghelat gelaran tersebut tahun depan.

Kini pertanyaannya, apakah FIFA berani melawan kebijakan Donald Trump demi Piala Dunia 2026 nan ramah bagi semua orang?


(yna/adp)

Selengkapnya