Duh! Ilmuwan Ketar-ketir Usai Temukan Virus Otak Mematikan Pada Kelelawar China

Sedang Trending 17 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Ilmuwan baru-baru ini menemukan 20 virus nan sebelumnya tak diketahui pada ginjal kelelawar dari provinsi Yunnan, China. Dua dari virus ini sangat mirip dengan virus Nipah dan Hendra nan mematikan. Kedua virus itu juga diketahui menyebabkan peradangan otak parah dan kandas napas pada manusia.

Penelitian nan dipublikasikan di PLOS Pathogens ini menarik perhatian bukan hanya pada virus nan ditemukan, tetapi juga pada letak penemuannya, ialah organ nan memproduksi urine. Temuan tersebut memicu kekhawatiran baru tentang potensi jalur penularan virus.

Dikutip dari Times of India, antara 2017 dan 2021, para intelektual mengumpulkan sampel jaringan ginjal dari 142 kelelawar di lima letak berbeda di Yunan. Pengurutan genetik mengungkap jaringan mikroba kompleks, alias 'infeksi', nan mencakup 22 virus.

Dari jumlah tersebut, 20 virus di antaranya betul-betul baru bagi bumi sains. nan paling menonjol adalah dua henipavirus nan diberi nama Yunnan bat henipavirus 1 dan 2. Keduanya menunjukkan kemiripan hingga 71 persen dengan virus Hendra dan Nipah pada protein penting.

Ini bukan virus biasa. Henipavirus termasuk dalam family virus mini namun mematikan, nan dikenal dapat menyebabkan radang otak dan gangguan pernapasan pada manusia maupun hewan.

Dengan tingkat kematian nan dapat mencapai 75 persen, pandemi Nipah di Malaysia dan Bangladesh, serta jangkitan Hendra di Australia, telah menunjukkan sungguh mematikannya virus ini. Penemuan kerabat dekat mereka pada kelelawar di China telah menimbulkan tanda ancaman di kalangan ilmuwan.

Meski begitu, krusial ditegaskan bahwa hingga sekarang belum ada pandemi nan disebabkan oleh virus-virus baru nan ditemukan ini.

Temuan ini juga tidak menunjukkan adanya keadaan darurat kesehatan masyarakat. Banyak kerabat henipavirus nan telah diidentifikasi sejauh ini belum terbukti bisa menginfeksi manusia alias hewan secara langsung. Namun, para mahir menekankan perlunya uji laboratorium lanjutan untuk mengetahui apakah henipavirus baru ini dapat berikatan dengan sel manusia alias hewan.

Fakta bahwa virus tersebut mempunyai materi genetik serupa dengan virus mematikan tentu tidak bisa diabaikan. Meski belum ditemukan kasus jangkitan pada manusia, potensi penularan tetap ada, terutama di wilayah kediaman manusia dan kelelawar saling bersinggungan.


(suc/suc)

Selengkapnya