Dikira Asam Lambung Naik, Ternyata Wanita Usia 28 Ini Kena Kanker Lambung Stadium 4

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Georgia Gardiner, seorang wanita dari Leeds, Inggris, membagikan pengalamannya nan berjuang melawan kanker lambung di usia muda, ialah 28 tahun. Georgia awalnya mengalami indikasi berupa mual terus-menerus, kram perut, dan kehilangan nafsu makan. Gejala tersebut dialaminya pada musim panas tahun 2024.

Awalnya master menganggap indikasi nan dialami Georgia dipicu oleh masam lambung naik dan meresepkan antasida. Namun, kondisinya semakin memburuk dan tak kunjung membaik. Georgia apalagi sampai kehilangan banyak berat badan dalam hitungan bulan dan tak bisa menahan makanan.

Meskipun dia telah melakukan hingga sembilan kali kunjungan ke master umum dan rumah sakit setempat, Georgia secara konsisten diyakinkan bahwa kondisi nan dialami berangkaian dengan gangguan pencernaan.

Sayangnya, kondisinya terus memburuk. Ia akhirnya dirujuk untuk menjalani tes lebih lanjut seperti endoskopi. Pemindaian tersebut mengungkap kebenaran mengerikan, Georgia menderita linitis plastica, alias kanker perut nan langka dan agresif.

Penyakit tersebut terkadang disebut sebagai ;perut botol kulit;, kanker ini menyebabkan lapisan perut menebal dan perut tidak berfungsi.

Saat didiagnosis pada 13 Juni 2024, kanker nan diidap Georgia telah menyebar ke kelenjar getah cerah dan organ lainnya. Ia mengatakan, master menyebut penyakitnya sudah berada pada stadium akhir alias stadium 4 dan memvonis usianya hanya tersisa 12 bulan.

Menurut penjelasan tim medis, perawatan nan diberikan bermaksud untuk mengendalikan indikasi dan meningkatkan kualitas hidupnya.

"Saya merasa tak terkalahkan. Saya tidak pernah menyangka bakal menderita kanker di usia 28 tahun. Dunia saya hancur saat saya diberi tahu bahwa penyakit itu tidak dapat disembuhkan," kata Georgia.

Georgia sekarang konsentrasi untuk memanfaatkan waktu nan tersisa berbareng tunangannya Callum Scott dan putra mereka nan berumur dua tahun Arlo. Pasangan itu telah memajukan rencana pernikahan mereka, menyadari bahwa waktu adalah perihal terpenting. Georgia berkeinginan untuk menciptakan kenangan, bukan penyesalan.

"Hal nan membikin saya sedih adalah sungguh saya bakal kehilangan Arlo. Dia memberi saya tujuan hidup," katanya.

"Jika saya ditangani dengan serius lebih awal, mungkin kami bisa menghentikannya sejak awal sebelum menyebar. Saya hanya mau orang lain juga bisa mengetahuinya lebih awal," jelasnya.


(suc/suc)

Selengkapnya