ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Buah mengandung beragam vitamin, mineral, dan antioksidan nan krusial untuk menjaga kesehatan tubuh. Serat dalam buah membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
Konsumsi buah secara rutin dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan menurunkan akibat penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker. Buah juga membantu menjaga keseimbangan cairan dan mendukung kegunaan organ tubuh agar lebih optimal.
Sebenarnya kondusif nggak sih konsumsi buah sebelum makan besar? Begini penjelasan lengkapnya.
Cara Makan Buah Sebelum Makan
Pada dasarnya buah bisa dimakan sepanjang hari. Mengonsumsi buah nan tinggi serat sebagai makanan pembuka bisa memperlambat proses pencernaan dan membikin rasa kenyang lebih lama.
Mengonsumsi buah sebelum makan juga membantu penyerapan nutrisi nan lebih baik. Buah mengandung gula alami nan memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna. Jika dibandingkan dengan makan buah setelah makan berat, tentu makan buah sebelum makan berat bakal lebih sigap penyerapan nutrisinya.
"Sistem pencernaan kita sudah diciptakan dengan sempurna. Maka makan buah dapat kapan saja, baik sebelum alias sesudah makan," kata ahli gizi Dr dr Samuel Oetoro, SpGK dalam sebuah wawancara.
Jika tetap was-was makan buah dalam keadaan perut kosong bisa berpengaruh ke lambung, berikut ini beberapa tips nan bisa diterapkan dikutip dari beragam sumber:
1. Pilih Buah nan Tepat
Ada beberapa buah nan mungkin dapat mempengaruhi kesehatan lambung. Misalnya, buah-buahan nan berkarakter masam seperti lemon, jeruk nipis, dan nanas.
Daripada mengonsumsi buah-buahan seperti itu, coba pilih buah pisang, pepaya, semangka, apel, alias melon. Selain mempunyai faedah nan besar untuk kesehatan tubuh, buah-buah ini juga lebih 'ramah' untuk lambung.
Pisang misalnya merupakan sumber kalium, serat, vitamin C, antioksidan, dan fitonutrien nan baik untuk tubuh. Serat nan ada dalam pisang bisa meningkatkan kegunaan pencernaan dan mengurangi akibat refluks masam di lambung.
2. Pastikan Buah dalam Keadaan Matang
Buah nan matang lebih mudah dicerna oleh sistem pencernaan. Ini disebabkan oleh contohnya enzim alami papain pada buah pepaya.
Papain merupakan enzim proteolitik nan membantu memecah protein menjadi peptida dan masam amino, sehingga mendukung pencernaan lebih efisien, mengurangi indikasi kembung, dan sembelit.
Pada studi in vitro, pepaya matang menunjukkan aktivitas enzim papain nan lebih tinggi dan menghasilkan disolusi 'meat bolus' nan maksimal. Artinya, pepaya matang lebih efektif membantu memecah makanan dalam lambung dibanding pepaya muda.
Sebaliknya, pepaya muda mengandung latex dan papain dalam kadar tinggi dapat mengiritasi esofagus dan lambung.
3. Atur Porsinya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi sayur dan buah minimal 400 gram sehari. Agar seimbang dengan sayuran, konsumsi buah bisa dilakukan dalam 2-3 porsi sehari (80 gram per porsi).
Untuk orang nan sehat dan aktif, jumlah konsumsi buah bisa ditingkatkan menjadi 4-5 porsi. Tapi untuk orang dengan masalah lambung sensitif bisa mengonsumsi sesuai buah dengan porsi standar WHO, ialah 2-3 porsi sehari.
(avk/tgm)