Agar Sepakbola Bisa Dinikmati Semua Orang Termasuk Down Syndrome

Sedang Trending 9 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta - PSSI dan Berbuatbaik.id mempunyai caranya sendiri agar sepakbola bisa dinikmati semua orang. Mereka membujuk anak-anak dengan down syndrome serta anak-anak kolong jembatan untuk ikut serta dalam gelaran Piala AFF U-23 2025.

Bukan sebagai pemain, tapi player escort dalam laga antara Indonesia vs Brunei Darussalam nan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK), pada Selasa (15/7) malam. Mustiana Lestari, Konten Lead Berbuatbaik.id, mengatakan aktivitas ini merupakan kerjasama dari berbuatbaik.id dengan PSSI sepanjang 2025.

"Jadi memang kami ada perjanjian MoU dengan PSSI untuk bisa memberikan inspirasi sebanyak-banyaknya kepada anak-anak nan mungkin kurang beruntung, kemudian berkebutuhan unik seperti down syndrome nan saat ini ada," kata Tia saat ditemui di stadion.

"Ya, ini request PSSI langsung (anak-anak dari down syndrome) dan kami kasih masukan langsung lantaran ini bukan player escort pertama. Sebelumnya, kami juga pernah mengundang anak-anak dari penghapal al-quran, alhamdullilah sukses. Kemudian banyak masukan dari fans sepakbola juga mau menghadirkan anak-anak berkebutuhan unik dan juga dari kalangan kurang mampu," lanjutnya.

Tia menjelaskan, proses pemilihan anak-anak cukup selektif. Adapun mereka bekerja sama dengan beragam yayasan dan salah satunya POTADS, Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome.

"Jadi sebenarnya banyak nan masuk. Tapi seleksi awal itu pengurusnya lantaran mereka merupakan orang tua nan tahu kondiai anaknya seperti apa. Down Syndrome ini kan ada spesifikasinya kan, nan berat sampai ringan," lanjut Tia.

"Alhamdullilah-nya dari mulai seleksi pertama oke, kemudian seleksi kedua ke lapangan, akhirnya ketemu lagi timnya nan lebih solid. Sampai sekarang anak-anak ini nan mendampingi tim," tambahnya.

Saat ini total ada tujuh anak-anak down syndrome dan 15 anak-anak kolong jembatan nan akhirnya terpilih untuk mendampingi pemain Timnas Indonesia dan Brunei kelak malam. Mereka juga telah melakukan seleksi ketat sebelum hari pertandingan digelar.

"Iya kemarin kita latihan jadi dievaluasi lagi apakah anak-anak bisa diam, berdiri. Karena kemarin soalnya ada nan lari-lari jadi pas, jadi itu catatan sendiri berbuatbaik.id untuk seleksi lagi," ungkap Tia.

Sebagai langkah antisipasi, AFF juga berencana menurunkan satu personel unik sebagai tindakan pencegahan andaikan ada anak-anak nan berlari di luar arahan.

Sehubungan itu, kehadiran anak-anak tersebut bukan hanya menjadi momen istimewa, namun juga simbol kuat bahwa sepakbola adalah milik semua orang tanpa adanya batas sosial maupun ekonomi.

"Inginnya juga sepakbola ini dinikmati semua orang termasuk anak-anak down syndrome, dan harapannya ke depan bisa dapat Timnas senior juga agar lebih lagi dan bisa dilihat bumi bahwa anak-anak juga ikutan cinta sama sepakbola Indonesia," Tia mengharapkan.


(mcy/rin)

Selengkapnya