ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Pendidikan berbobot tinggi sering kali datang dengan nilai selangit. Tidak heran, sejumlah sekolah internasional membebankan biaya pendidikan nan fantastis, apalagi nyaris menyentuh Rp3 miliar per tahun.
Sekolah-sekolah ini umumnya menawarkan kurikulum internasional, metode pembelajaran inovatif, serta akomodasi super mewah nan susah ditandingi sekolah pada umumnya.
Dalam laporan Spear's Schools Index 2024, lima sekolah termahal di bumi kembali didominasi oleh lembaga pendidikan swasta asal Swiss. Sekolah-sekolah ini menekankan pendidikan nan berfokus pada masa depan, pembelajaran seumur hidup, dan melibatkan alam terbuka serta aktivitas di luar akademik.
Biaya pendidikan nan ditawarkan pun tergolong fantastis. Sebagai contoh, sekolah termahal di dunia, Institut auf dem Rosenberg di Swiss menetapkan biaya pendidikan sebesar US$176 ribu alias sekitar Rp2,74 miliar per tahun.
Sedangkan, biaya termurah di dalam daftar lima sekolah termahal di bumi ditawarkan oleh Lyceum Alpinum Zuoz, ialah sebesar US$105.500 hingga US$126.200 alias sekitar Rp1,64 miliar hingga Rp1,97 miliar per tahun.
Berikut lima daftar sekolah termahal di bumi pada 2024 menurut laporan "Spear's School Index 2024", dikutip Sabtu (28/6/2025).
1. Institut auf dem Rosenberg
Sekolah nan terletak di kota St. Gallen, Swiss ini terkenal dengan pendekatan nan unik terhadap pendidikan dan pengalaman belajar para siswanya. Dilaporkan, kurikulum di sekolah ini apalagi dipersonalisasi sehingga mendorong siswa untuk mengeksplor banyak hal.
Sekolah dengan pendidikan kelas atas dan termahal di bumi ini sangat menekankan pengembangan karakter dan pendidikan holistik dengan filosofi nan didasarkan pada nilai-nilai integritas, empati, dan tanggung jawab sosial. Tidak hanya itu, Institut auf dem Rosenberg juga mendorong para siswa untuk terlibat dalam pengabdian masyarakat, kepemimpinan, dan belajar berasas pengalaman.
Setiap siswa di Institut auf dem Rosenberg diberikan program akademik nan dirancang unik untuk memenuhi kebutuhan, minat, dan tujuan spesifik masing-masing siswa, seperti bagian akademik, olahraga, seni, alias kewirausahaan.
Institut auf dem Rosenberg di Swiss menetapkan biaya pendidikan sebesar US$176 ribu alias sekitar Rp2,74 miliar per tahun. Hasil dari biaya pendidikan nan mahal ini adalah sebanyak 84 persen siswa unggul dalam bagian akademik dengan nilai mencapai A di A-Level.
2. Aiglon College
Aiglon College adalah sekolah nan terletak di Ollon, Swiss dan didirikan oleh John Corlette setelah terinspirasi oleh filosofi pendidikan Kurt Hahn, sosok di belakang Schule Schloss Salem di Jerman.
Sekolah dengan biaya pendidikan US$103.100 hingga US$171.900 alias sekitar Rp1,60 hingga Rp2,68 miliar per tahun ini berfokus pada pendekatan holistik nan menekankan kerja keras, perkembangan fisik, emosional, dan sosial setiap siswa.
Fasilitas nan terdapat di Aiglon College tergolong canggih, seperti akomodasi musik dan drama kelas bumi nan memungkinkan para siswa untuk mengeksplorasi minat secara luas.
Selain itu, lokasinya nan terletak di pegunungan Alpen memberikan kesempatan bagi para siswa untuk belajar berasas pengalaman, seperti melalui ski, hiking, alias ekspedisi luar ruangan sebagai bagian dari kehidupan sekolah.
Aiglon College juga memberikan penekanan kuat kepada para siswanya mengenai pentingnya pengabdian masyarakat. Bahkan, sekolah telah bersandar pada budaya nan semakin inklusif dan beragam.
3. Institut Le Rosey
Institut Le Rosey adalah salah satu sekolah berasrama paling bergengsi dan eksklusif di dunia. Bahkan, sekolah ini dikenal sebagai 'sekolah para raja' lantaran para alumninya adalah Raja Juan Carlos dari Spanyol, Raja Fuad II dari Mesir, dan Raja Albert II dari Belgia.
Para bangsawan dan family kaya lainnya memilih Le Rosey lantaran standar akademiknya nan luar biasa, jumlah mahasiswa internasional nan beragam, dan akomodasi nan tak tertandingi di dua kampus.
Sebagai informasi, biaya pendidikan di sekolah nan terletak di Rolle, Swiss ini adalah US$115 ribu hingga US$167 ribu alias sekitar Rp1,79 miliar hingga Rp2,60 miliar per tahun.
Sekolah nan berlokasi di tepi Danau Jenewa ini mempunyai akomodasi dua kolam renang, lapangan tenis, kapal pesiar sekolah, lapangan tembak, pusat berkuda, dan ruang konser, nan pernah menjadi tuan rumah Royal Philharmonic Orchestra.
Le Rosey mendorong para siswanya untuk menjalani style hidup aktif dan sehat. Maka dari itu, tak heran jika ada banyak siswa Le Rosey nan sering bermain tenis, berlayar, berenang, dan menunggang kuda di musim panas.
Penggunaan bahasa Inggris dan Prancis sebagai bahasa pengantar membikin Le Rosey mempunyai banyak siswa dari seluruh dunia. Jumlah siswa nan sedikit, ialah dengan rasio 150 pembimbing berbanding 420 siswa dan terdiri dari siswa nan berasal dari lebih dari 60 negara menciptakan lingkungan belajar nan betul-betul multikultural dan internasional.
Setelah lulus, alumni Le Rosey mendapatkan akses ke portal daring pribadi nan berisi rincian kontak nyaris semua mantan siswa nan tetap hidup.
4. Collège Alpin Beau Soleil
Terletak di jantung pegunungan Alpen, Collège Alpin Beau Soleil adalah tempat nan bagus untuk belajar. Sekolah dengan biaya pendidikan US$140 ribu alias sekitar Rp2,18 miliar per tahun ini berupaya untuk memberikan pendidikan menyeluruh nan mencakup aktivitas ekstrakurikuler, seni dan atletik, serta kehidupan akademis kepada para mahasiswanya.
Didirikan pada 1910, Collège Alpin Beau Soleil menyatakan terus beradaptasi dengan tren pendidikan nan terus berkembang. Para siswa di Collège Alpin Beau Soleil belajar dengan kurikulum menggunakan bahasa pengantar Inggris dan Prancis.
Lokasinya nan "tak tertandingi" membikin lingkungan alam seolah menjadi ruang kelas tersendiri. Melalui perihal itu, para siswa mempunyai kesempatan untuk melakukan eksplorasi, petualangan, dan pembelajaran berasas pengalaman. Bahkan, sekolah mendorong para siswa untuk bermain ski, seluncur salju, dan hiking.
5. Lyceum Alpinum Zuoz
Lyceum Alpinum Zuoz adalah sekolah nan terletak di desa Zuoz, Pegunungan Alpen Swiss. Berbeda dengan sejumlah sekolah nan menggunakan bahasa Prancis sebagai pengantar, Lyceum Alpinum Zuoz nan mengikuti program Swiss Matura, IGCSE, dan Program Diploma Baccalaureate Internasional menggunakan bahasa Jerman dan Inggris sebagai bahasa pengantar.
Dengan menerapkan pendidikan holistik, Lyceum Alpinum Zuoz menjunjung tinggi kelebihan akademik dan pengembangan pribadi, sosial, serta emosional para siswa. Guna mencapai perihal tersebut, sekolah nan didirikan pada 1904 ini mempunyai rasio siswa dan pembimbing nan cukup kecil, ialah satu banding 18.
Sekolah dengan biaya pendidikan US$105.500 hingga US$126.200 alias sekitar Rp1,64 miliar hingga Rp1,97 miliar per tahun ini membekali siswa dengan dasar nan kuat dalam mata pelajaran inti, seperti matematika, sains, bahasa, humaniora, dan seni.
Meskipun demikian, Lyceum Alpinum Zuoz tetap mendorong siswa untuk aktif dalam aktivitas ekstrakurikuler. Di waktu senggang mereka, para siswa melakukan beragam olahraga, band sekolah, hingga grup teater.
Setiap akhir pekan ke-10 dalam setahun, sekolah mengadakan akhir pekan komunitas. Pada momen ini, para siswa dapat melakukan aktivitas arung jeram, wisata gunung dan kereta luncur, alias perjalanan ke museum alias teater.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]